Image may be NSFW.
Clik here to view.
Sejak menjadi pelayan TDA, mau tidak mau saya jadi sering ketemu dengan kawan-kawan member TDA dari daerah lain. Entah itu saya yang pas kebetulan lagi main ke kota mereka, atau kadang mereka yang mampir ke kota saya. Kalau sudah dengan sesama member TDA, sesibuk apapun pasti saya usahakan buat ngumpul. Mau gimana lagi, member TDA itu memang ngangenin sih.
Tentu saja, tema obrolan yang lagi hot akhir-akhir ini adalah soal kondisi ekonomi yang (konon) lagi lesu ini. Wah kalau sudah diskusi soal ini, pasti rame. Analisisnya pun macam-macam. Ada yang bilang karena daya beli turun. Ada yang berpendapat karena uang sekarang larinya ke luar negeri atau perusahaan asing. Ada juga yang beranggapan karena telah terjadi pergeseran ke Lifestyle & Leisure Economy.
Terus terang, awalnya saya sempat beranggapan bahwa isu ekonomi lesu ini cuma hoax. Tapi setelah mendengar curhatan beberapa member TDA, kok ya makin yakin bahwa ini benar adanya. Memang sih yang bilang bisnisnya masih stabil dan bahkan meroket juga ada. Tapi yang bilang sebaliknya jauh lebih banyak.
Walaupun diskusi-diskusi tersebut jarang menghasilkan sebuah konklusi, setidaknya ini membuat saya merenung: Jangan-jangan justru di saat seperti inilah TDA dengan Scale Up spiritnya justru jadi semakin penting dan relevan. Sebab kalau bicara ekonomi, yang namanya krisis/resesi adalah sebuah keniscayaan. Tidak mungkin kondisi ekonomi bagus terus. Pasti ada siklus. Toh dalam rentang 20 tahun ke belakang, kita pernah mengalaminya beberapa kali. Tahun 1997-1998 Asia mengalami krisis yang dahsyat. Tahun 2007-2008 Amerika krisis juga dan berimbas ke Indonesia. Sekarang 2017 kondisi ekonomi lagi lesu. Kalau melihat ini sebagai siklus sepuluh tahunan, jangan-jangan 2018 juga masih lesu? Entahlah..
Well, siapapun bisa bermain dengan angka, sebagaimana siapapun bisa membuat prediksi dan berteori. Tapi apapun itu, pertanyaan besarnya justru: So what?! Apakah dengan adanya krisis ini merupakan justifikasi bahwa wajar kita kalah? Apakah karena daya beli turun lalu kita TDA menyatakan menyerah? Tentu tidak!
Di saat seperti inilah TDA sedang diuji. Dan saya yakin, dengan semangat Scale Up spirit, kita mampu menghadapi tantangan ini secara berjamaah. Melalui TDA Camp kita ingin agar member TDA bisa lebih gigih dan bertanggung jawab dalam menjalankan bisnisnya. Melalui 8WS kita ingin agar segi keilmuan bisnis member TDA bisa terupgrade. Melalui Permadani kita ingin agar member TDA bisa melejitkan bisnisnya dengan adanya bantuan permodalan. Dan tentu saja, jangan lupakan kita punya Pesta Wirausaha juga.
Melalui Pesta Wirausaha kita ingin mengajak para pengusaha, baik member TDA ataupun bukan, untuk sejenak melupakan situasi ekonomi yang lagi tak kondusif ini. Di Pesta Wirausaha, yuk kita bersama-sama bersilaturahmi dan merapatkan barisan untuk tetap maju terus di jalan wirausaha. Di Pesta Wirausaha, yuk kita bersama-sama mendulang ilmu, inspirasi, dan motivasi agar api optimisme tetap menyala di dalam dada. Itulah kenapa saya mendorong supaya Pesta Wirausaha bisa terlaksana di 61 Daerah TDA. Bukan sekedar buat gaya-gayaan. Tapi untuk, setidaknya, bisa memberi inspirasi dan harapan.
Inilah ikhtiar kita. Inilah jalan kita untuk berkontribusi terhadap perekonomian bangsa. Dan ikhtiar ini akan dimulai dari Batam yang akan menyelenggarakan Pesta Wirausaha pada 16-19 November 2017. Mudah-mudahan langkah ini bisa disusul oleh TDA Daerah lainnya.
Yuk kita ramaikan Pesta Wirausaha!
Salam #ScaleUpSpirit,
Ferdian
(Direktur Pesta Wirausaha)